Sunday, January 29, 2012

Di Mana Allah?

Tulisan Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat

Saya akan menjelaskan salah satu aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang telah hilang dari dada sebagian kaum muslimin, yaitu : tentang istiwaa Allah di atas Arsy-Nya yang sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan-Nya. Sehingga bila kita bertanya kepada saudara kita ; Dimana Allah ? Kita akan mendapat dua jawaban yang bathil bahkan sebagiannya kufur..! :

1. Allah ada pada diri kita ini ..!
2. Allah dimana-mana di segala tempat !

Jawaban yang pertama berasal dari kaum wihdatul wujud (kesatuan wujud Allah dengan manusia) yang telah dikafirkan oleh para Ulama kita yang dahulu dan sekarang. Sedangkan jawaban yang kedua keluar dari kaum Jahmiyyah (faham yang menghilangkan sifat-sifat Allah) dan Mu’tazilah, serta mereka yang sefaham dengan keduanya dari ahlul bid’ah.

Rasulullah SAW pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang budak perempuan milik Mua’wiyah bin Al-Hakam As-Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya yaitu Mu’awiyah :
Artinya :

”Beliau bertanya kepadanya : ”Di manakah Allah ?. Jawab budak perempuan : ”Di atas langit. Beliau bertanya (lagi) : ”Siapakah Aku ..?. Jawab budak itu : ”Engkau adalah Rasulullah”. Beliau bersabda : ”Merdekakan ia ! .. karena sesungguhnya ia mu’minah (seorang perempuan yang beriman)”.

Monday, January 23, 2012

Aqidah Imam Empat رحمهم الله (Ebook)

Karangan:


Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Khumais


Download link:

http://www.4shared.com/file/7ZCytKP6/Aqidah_Imam_Empat_-_Syaikh_Dr_.html

Saturday, January 21, 2012

Carilah Ungkapan Yang Lebih ‘Molek’

Antara perkara yang indah yang diajar oleh Islam ialah muslim diperintahkan menggunakan perkataan-perkataan yang baik atau sekurangnya tidak keji dalam ungkapannya.

Muslim bukan seorang pencarut, atau pemaki hamun orang atau pencerca dengan kalimat-kalimat yang jelik dan keji. Lidah muslim indah, atau selamat dari kalimat-kalimat yang tidak senonoh. Dia mungkin tegas, keras amarannya, tinggi nadanya dan tajam kritikannya, tapi kalimat-kalimatnya itu terpilih; tidak lucah, tidak juga makian dan hamunan. Inilah yang Anas bin Malik ceritakan:

“Bukanlah Nabi s.a.w itu seorang pemaki orang, tidak juga seorang pengucap kekejian dan bukan seorang pelaknat orang lain”. (riwayat al-Bukhari).

Sunday, January 1, 2012

KETERASINGAN SUNNAH DAN AHLU SUNNAH DI TENGAH MARAKNYA BID'AH DAN AHLI BID'AH

Oleh
Ustadz Abu Ihsan al Atsari

Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata: "Semua bid'ah sesat walaupun seluruh manusia menganggapnya baik."[1]

Ucapan Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma ini menjadi peringatan bagi siapa saja, bahwa kwantitas atau jumlah bukan ukuran kebenaran. Salah satu kaidah yang telah disepakati oleh ulama menyatakan: "Popularitas sebuah perbuatan dan penyebarannya, sama sekali tidak menunjukkan kebolehannya, sebagaimana halnya keterasingan sebuah perbuatan, bukan dalil bahwa perbuatan itu dilarang".