Saturday, February 11, 2012
Dengan tidak mengurangi penghormatan kami, datangkan kepada kami sanad hadits ini agar kami mengetahuinya
Bismillah,
Inilah diantara riwayat-riwayat yang dianggap hadits oleh para penggemar Maulid Nabi untuk membesarkan atau mengagungkan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
2. Umar bin Khottob al-Furqon
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Inilah diantara riwayat-riwayat yang dianggap hadits oleh para penggemar Maulid Nabi untuk membesarkan atau mengagungkan Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
1. Abu Bakar ash-Shiddiq
Telah berkata Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq: “Barangsiapa yang menafkahkan satu dirham bagi menggalakkan bacaan Maulid Nabi saw., maka ia akan menjadi temanku di dalam syurga.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
2. Umar bin Khottob al-Furqon
Telah berkata Sayyidina ‘Umar: “Siapa yang membesarkan (memuliakan) majlis maulid Nabi saw. maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam.” (sumber dari kitab anni’matul kubro ‘alaa al-’aalam fii maulid sayyidii waladii aadam karya Imam Syihabuddin Ahmad ibnu Hajar al-Haitami as-Syafii)
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
10:59 AM
Thursday, February 2, 2012
Maaf Anakku! Mereka Tidak Mesra Denganmu
Prof Madya Dr Mohd Asri Zainul Abidin
Segala puji bagi al-Wahhab; Tuhan Yang Maha Pemberi. Setiap ibubapa berdoa agar bayi yang lahir ke dunia sihat dan sejahtera. Islam tidak pernah membezakan nilai antara bayi lelaki dan perempuan. Sekalipun ada beberapa hukum yang berbeza antara lelaki dan wanita, tetapi itu tidak merujuk kepada nilai, sebaliknya kepada latar fizikal dan psikologi setiap gender.
Allah mengutuk masyarakat jahiliah Mekah yang merasa hina dengan kelahiran bayi perempuan. Firman Allah:
Segala puji bagi al-Wahhab; Tuhan Yang Maha Pemberi. Setiap ibubapa berdoa agar bayi yang lahir ke dunia sihat dan sejahtera. Islam tidak pernah membezakan nilai antara bayi lelaki dan perempuan. Sekalipun ada beberapa hukum yang berbeza antara lelaki dan wanita, tetapi itu tidak merujuk kepada nilai, sebaliknya kepada latar fizikal dan psikologi setiap gender.
Allah mengutuk masyarakat jahiliah Mekah yang merasa hina dengan kelahiran bayi perempuan. Firman Allah:
(maksudnya) dan apabila dikhabarkan kepada seseorang mereka bahawa dia beroleh anak perempuan, hitamlah (muram) mukanya sepanjang hari dalam keadaan dia menahan perasaan marahnya. Dia bersembunyi dari orang ramai kerana (malu) berita buruk yang disampaikan kepadanya (tentang memperolehi anak perempuan, sambil dia berfikir) adakah dia akan memeliharanya, atau dia akan memasukkannya ke dalam tanah? Ketahuilah! sungguh jahat apa yang mereka hukumkan itu”. (Surah al-Nahl: 58-59).
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
11:34 PM
Sunday, January 29, 2012
Di Mana Allah?
Tulisan Ustad Abdul Hakim bin Amir Abdat
Saya akan menjelaskan salah satu aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang telah hilang dari dada sebagian kaum muslimin, yaitu : tentang istiwaa Allah di atas Arsy-Nya yang sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan-Nya. Sehingga bila kita bertanya kepada saudara kita ; Dimana Allah ? Kita akan mendapat dua jawaban yang bathil bahkan sebagiannya kufur..! :
1. Allah ada pada diri kita ini ..!
2. Allah dimana-mana di segala tempat !
Jawaban yang pertama berasal dari kaum wihdatul wujud (kesatuan wujud Allah dengan manusia) yang telah dikafirkan oleh para Ulama kita yang dahulu dan sekarang. Sedangkan jawaban yang kedua keluar dari kaum Jahmiyyah (faham yang menghilangkan sifat-sifat Allah) dan Mu’tazilah, serta mereka yang sefaham dengan keduanya dari ahlul bid’ah.
Rasulullah SAW pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang budak perempuan milik Mua’wiyah bin Al-Hakam As-Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya yaitu Mu’awiyah :
Artinya :
”Beliau bertanya kepadanya : ”Di manakah Allah ?. Jawab budak perempuan : ”Di atas langit. Beliau bertanya (lagi) : ”Siapakah Aku ..?. Jawab budak itu : ”Engkau adalah Rasulullah”. Beliau bersabda : ”Merdekakan ia ! .. karena sesungguhnya ia mu’minah (seorang perempuan yang beriman)”.
Saya akan menjelaskan salah satu aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, yang telah hilang dari dada sebagian kaum muslimin, yaitu : tentang istiwaa Allah di atas Arsy-Nya yang sesuai dengan kebesaran dan kemuliaan-Nya. Sehingga bila kita bertanya kepada saudara kita ; Dimana Allah ? Kita akan mendapat dua jawaban yang bathil bahkan sebagiannya kufur..! :
1. Allah ada pada diri kita ini ..!
2. Allah dimana-mana di segala tempat !
Jawaban yang pertama berasal dari kaum wihdatul wujud (kesatuan wujud Allah dengan manusia) yang telah dikafirkan oleh para Ulama kita yang dahulu dan sekarang. Sedangkan jawaban yang kedua keluar dari kaum Jahmiyyah (faham yang menghilangkan sifat-sifat Allah) dan Mu’tazilah, serta mereka yang sefaham dengan keduanya dari ahlul bid’ah.
Rasulullah SAW pernah mengajukan pertanyaan kepada seorang budak perempuan milik Mua’wiyah bin Al-Hakam As-Sulamy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya yaitu Mu’awiyah :
Artinya :
”Beliau bertanya kepadanya : ”Di manakah Allah ?. Jawab budak perempuan : ”Di atas langit. Beliau bertanya (lagi) : ”Siapakah Aku ..?. Jawab budak itu : ”Engkau adalah Rasulullah”. Beliau bersabda : ”Merdekakan ia ! .. karena sesungguhnya ia mu’minah (seorang perempuan yang beriman)”.
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
10:01 AM
Monday, January 23, 2012
Aqidah Imam Empat رحمهم الله (Ebook)
Karangan:
Download link:
http://www.4shared.com/file/7ZCytKP6/Aqidah_Imam_Empat_-_Syaikh_Dr_.html
Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Khumais
Download link:
http://www.4shared.com/file/7ZCytKP6/Aqidah_Imam_Empat_-_Syaikh_Dr_.html
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
11:16 AM
Saturday, January 21, 2012
Carilah Ungkapan Yang Lebih ‘Molek’
Antara perkara yang indah yang diajar oleh Islam ialah muslim diperintahkan menggunakan perkataan-perkataan yang baik atau sekurangnya tidak keji dalam ungkapannya.
Muslim bukan seorang pencarut, atau pemaki hamun orang atau pencerca dengan kalimat-kalimat yang jelik dan keji. Lidah muslim indah, atau selamat dari kalimat-kalimat yang tidak senonoh. Dia mungkin tegas, keras amarannya, tinggi nadanya dan tajam kritikannya, tapi kalimat-kalimatnya itu terpilih; tidak lucah, tidak juga makian dan hamunan. Inilah yang Anas bin Malik ceritakan:
Muslim bukan seorang pencarut, atau pemaki hamun orang atau pencerca dengan kalimat-kalimat yang jelik dan keji. Lidah muslim indah, atau selamat dari kalimat-kalimat yang tidak senonoh. Dia mungkin tegas, keras amarannya, tinggi nadanya dan tajam kritikannya, tapi kalimat-kalimatnya itu terpilih; tidak lucah, tidak juga makian dan hamunan. Inilah yang Anas bin Malik ceritakan:
“Bukanlah Nabi s.a.w itu seorang pemaki orang, tidak juga seorang pengucap kekejian dan bukan seorang pelaknat orang lain”. (riwayat al-Bukhari).
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
12:37 AM
Sunday, January 1, 2012
KETERASINGAN SUNNAH DAN AHLU SUNNAH DI TENGAH MARAKNYA BID'AH DAN AHLI BID'AH
Oleh
Ustadz Abu Ihsan al Atsari
Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata: "Semua bid'ah sesat walaupun seluruh manusia menganggapnya baik."[1]
Ucapan Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma ini menjadi peringatan bagi siapa saja, bahwa kwantitas atau jumlah bukan ukuran kebenaran. Salah satu kaidah yang telah disepakati oleh ulama menyatakan: "Popularitas sebuah perbuatan dan penyebarannya, sama sekali tidak menunjukkan kebolehannya, sebagaimana halnya keterasingan sebuah perbuatan, bukan dalil bahwa perbuatan itu dilarang".
Ustadz Abu Ihsan al Atsari
Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhuma berkata: "Semua bid'ah sesat walaupun seluruh manusia menganggapnya baik."[1]
Ucapan Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma ini menjadi peringatan bagi siapa saja, bahwa kwantitas atau jumlah bukan ukuran kebenaran. Salah satu kaidah yang telah disepakati oleh ulama menyatakan: "Popularitas sebuah perbuatan dan penyebarannya, sama sekali tidak menunjukkan kebolehannya, sebagaimana halnya keterasingan sebuah perbuatan, bukan dalil bahwa perbuatan itu dilarang".
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
10:05 AM
Monday, December 26, 2011
Masjidul Bait (Masjid Di Dalam Rumah) Urgensi Dan Fungsinya
Rumah merupakan salah satu nikmat besar dari Allah Azza wa Jalla bagi setiap muslim. Allah Azza wa Jalla telah mengingatkan besarnya nikmat ini dan fungsi pentingnya bagi para penghuninya. Jiwa-jiwa dan hati mereka akan merasa tenang ketika sudah berada di dalamnya. Rumah akan menjadi tempat melepas lelah, menutup aurat, dan menjadi tempat menjalankan berbagai aktifitas yang bermanfaat, untuk dunia maupun akherat.
Allah Azza wa Jalla mengingatkan besarnya nikmat rumah bagi manusia dengan berfirman.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal” [an-Nahl/16 : 80]
Allah Azza wa Jalla mengingatkan besarnya nikmat rumah bagi manusia dengan berfirman.
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّن بُيُوتِكُمْ سَكَنًا
“dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal” [an-Nahl/16 : 80]
Hasil nukilan
Gjoykamitake
pada
8:55 AM
Subscribe to:
Posts (Atom)